Muslimedianews, Jakarta ~ Belakangan isu antar
mazhab mengemuka, terutama konflik Sunni-Syiah. Di berbagai kota besar marak
digelar kegiatan-kegiatan dengan tema "Syiah Bukan Islam" atau
sejenisnya. Ribuan buku tentang bahaya penyimpangan Syiah yang diklaim dari MUI
diterbitkan dan dibagi-bagikan gratis. Isu-isu ini seolah menu sehari-hari para
pemuda 'pejuang dakwah' tetapi tanpa adanya bekal agama yang memadai.
Sebelumnya, banyak beredar
di media-media khususnya berita Islam online yang menuduh tokoh-tokoh
ahlussunnah wal jama'ah sebagai seorang syiah hanya karena ada pembelaan
terhadap orang-orang yang dituduh syiah atau tidak mau bersikap keras terhadap
Syiah.
Salah satu yang gencar
mereka tuduh Syiah adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH.
Said Aqil Syiradj. Mereka tampaknya sangat berobsesi menjadikan Ketua Umum PBNU
ini sebagai seorang Syiah. Jika masyarakat sudah termakan opini tersebut maka
dengan mudah orang-orang ini mencapai tujuannya. Target yang ingin mereka
tembus adalah melengserkan paham ahlussunnah di Indonesia. Tujuan ini tidak
akan diraih kalau NU masih berjaya di Nusantara. Untuk itu, melemahkan NU
melalui petingi-petingginya mulai dihembuskan.
Tidak hanya dari NU,
kelompok Islam seperti FPI pun tidak luput dari terjangan. Imam Besar Front
Pembela Islam (FPI) Al Habib Muhammad Rizieq Shihab juga dituduh sebagai Syiah.
Padahal beliau telah mendeklarasikan dirinya sebagai seorang Sunni-Asy’ari.
Isu Habib Rizieq Syiah
atau cenderung Syiah atau minimal membela Syiah akhir-akhir ini beredar massif
di dunia maya. Agar lebih meyakinkan, foto-foto lama Habib Rizieq ketika
diundang ke Iran tahun 2006 bersama sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama dan
Muhammadiyah diekspos besar-besaran. Dengan berbekal foto inilah, Habib Rizieq
dicap pengikut Syiah.
Lantas kalau ada seseorang
yang berfoto bersama dengan orang Nasrani kemudian langsung dicap sebagai
pengikut Nasrani? Atau ketika ada orang berfoto bersama Yahudi lantas ia dicap
sebagai Yahudi? Tentu saja tidak, hanya orang-orang idiot yang menyimpulkan hal
demikian.
KH. Muhammad Al
Khaththath, Sekjen Forum Umat Islam (FUI) geram dengan ulah orang-orang
yang disebutnya sebagai 'wartawan genit'. Siitus-situs yang katanya Islami
seperti ar-rahmah.com dan voa-islam.com dengan bangganya terlibat dalam fitnah
murahan yang dituduhkna kepada Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) ini, yang
sudah kenyang dengan fitnah dan hujatan dari media massa dan kaum liberal.
Menurut Sekjen FUI,
sebenarnya fitnah dan tuduhan Habib Rizieq Syiah itu bermula dari tulisan
wartawan genit di situs nahimunkar.com. Obsesi men-Syiahkan Habib Rizieq
dimulai setelah munculnya wacana mendaulat Habib Rizieq sebagai Capres Syariah
untuk mendekritkan berlakunya syariah secara formal dan konstitusional di NKRI
sekitar dua tahun lalu yang kemudian disosialisasikan dalam Maulid Nabi yang
diadakan FPI di Petamburan (3/2/2012), Apel Siaga Umat Islam “Indonesia Tanpa
Liberal” di depan Istana (9/3/2012) dan Diskusi Publik di Islamic Book Fair
Istora Senayan (12/03/2012).
Hal ini tampaknya tidak
disukai oleh wartawan-wartawan genit nahimunkar.com yang kemudian menggelar
operasi intelijen "Habib Rizieq Syiah". Pada 5 April 2012 dan 28
April 2012 dimulailah aksi intelijen nahimunkar.com dengan memuat artikel yang
menuduh Habib Rizieq cenderung Syiah. Al Khaththath menuding tulisan di
nahimunkar.com wa akhwaatuha itu mempunyai agenda menghadang
NKRI Bersyariah.
Serbuan tidak hanya datang
dari aksi wartawan genit saja. Tak ayal, kelompok Syiah pun memanfaatkan isu
ini yang berobsesi mengklaim seorang tokoh Sunni-Asy'ariyah sebagai tokoh
Syiah. Kajian Habib Rizieq Shihab pada 1 Desember 2013 menjadi jalan untuk
memuluskannya. Saat itu tema kajian yang diangkat adalah bahaya mengafirkan
sesama Muslim dan secara ilmiyah tidak menggeneralisir semua Syiah sebagai
kafir.
Kajian ini kemudian juga
digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menuduh Habib
Rizieq Shihab seorang Syiah. Sang wartawan genit nahimunkar.com akhirnya seolah
mendapat angin segar. Operasi meng-Syiahkan Habib Rizieq Shihab yang dulu
dijalankannya terasa semakin mulus. Tidak ketinggalan rekan satu komplotannya,
arrahmah.com dan voa-islam.com dan sejenisnya ramai-ramai menghembuskan fitnah
murahan ini. Serangan besar-besaran ditujukan kepada Habib Rizieq Shihab yang
dengan hati sabar menghadapi ujian ini.
Menanggapi fitnah keji
itu, Habib Rizieq Shihab seolah tidak mau ambil pusing karena memang dirinya
sudah terbiasa dengan fitnah-fitnah murahan yang menimpanya. Untuk itu, agar
tidak terjadi fitnah atau konflik antar mazhab dalam Islam, Habib rizieq
mengusulkan dibuat sebuah undang-undang yang melarang penyebaran suatu mazhab
ke di negeri mazhab lainnya.
“Untuk membina toleransi
yang benar dan lurus, Habib Rizieq mengajak dialog antar mazhab. Hal ini sesuai
dengan kesepakatan Konferensi Internasional Sunni - Syiah yang tertuang dalam
Risalah Amman - Yordania pada 2004 dan Risalah Dauhah, Qatar pada 2007,” ujar
Habib Rizieq yang kami tulis (13/12/2013).
Menurutnya, pelarangan
tersebut artinya di negeri mazhab mayoritas akan melindungi mazhab lain yang
minoritas. Tapi mazhab tersebut tidak boleh menyebarkan mazhabnya di negeri
mayoritas mazhab lain.
"Silahkan di Iran
sebagai negeri Syiah ada Undang-Undang Pelarangan Penyebaran Sunni. Dan di
Saudi sebagai negeri Wahabi ada Undang-Undang Pelarangan Penyebaran Asy'ari.
Begitu juga di Indonesia, Malaysia dan Brunei sebagai negeri Asy'ari juga mesti
ada Undang-Undang Pelarangan Penyebaran Syiah dan Wahabi," tegas Habib
Rizieq.
Sebagai umat Islam di
Indonesia tentu sangat mendukung usulan Habib Rizieq Shihab agar dibuat
Undang-Undang yang tegas.
Sumber: Pelita Online/ Suara Islam
Redaktur: Ibnu Munir